Minggu, 08 November 2015

Kimia (Materi Termokimia)



Bab - 1

T E R M O K I M I A


Text Box: Standar Kompetensi :
2. Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta

Kompetensi dasar :
2.1. Menjelaskan pengertian entalpi suatu zat dan perubahannya.
2.2. Menentukan DH reaksi berdasarkan eksperimen, menggunakan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
2.3. Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar.
Termokimia membahas hubungan antara  kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.  Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses - proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal.  Untuk mempelajari  perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja  yang dimiliki oleh suatu zat,  bagaimana energi tersebut berubah,  bagaimana mengukur perubahan energi tersebut dan bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.

A.    Energi dan Entalpi.

1.    Sistem dan  Lingkungan.

Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi yaitu sistem dan lingkungan. 

Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian  dalam mempelajari perubahan energi disebut  sistem sedangkan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
Contoh:
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung reaksi dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik demikian pula suhu disekitarnya.
Pada contoh tersebut yang menjadi pusat perhatian adalah larutan NaOH dan lartutan HCl, dengan demikian larutan NaOH dan HCl disebut sistem, sedangkan tabung reaksi,  suhu udara, tekanan udara  merupakan lingkungan.

Berdasar interaksinya dengan lingkungan sistem dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.

a.    Sistem Terbuka.
Sistem terbuka adalah suatu sistem dimana dapat terjadinya pertukaran kalor dan zat (materi)  antara lingkungan dengan sistem.
Contoh :
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka.  Pada peristiwa ini terjadi reaksi,

Mg(s)  + 2 HCl(aq) ®   MgCl2(aq) + H2(g)

Karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen yang terjadi akan keluar dari sistem ke lingkungan, dan kalor yang dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke lingkungan pula.

b.   Sistem  Tertutup
Suatu sistem dimana antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran kalor tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen (materi) didalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi perambatan kalor meninggalkan (keluar ) dari sistem tetap  terjadi melalui dinding tabung reaksi.

c.   Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem dimana tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dengan lingkungan
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut dilakukan didalam suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi) didalam penyimpan air panas (termos)
Pada umumnya reaksi kimia banyak dilakukan didalam sistem yang terbuka.
 
Gb. 1.1. Macam – Macam Sistem
 







                        Sistem Terisolasi



2.    Energi dan Entalpi.

Bila suatu sistem mengalami perubahan dan dalam perubahan tersebut menyerap kalor, maka sebagian energi yang diserap tersebut digunakan untuk melakukan kerja,(w),  misalnya pada pemuaian gas kerja tersebut digunakan untuk melawan tekanan udara disekitarnya. Sebagian lain dari energi tersebut disimpan dalam sistem tersebut  yang digunakan untuk gerakan-gerakan atom-atom atau molekul-molekul serta mengatur interaksi antar molekul tersebut. Bagian energi yang disimpan ini disebut dengan energi dalam (U).

Reaksi kimia pada umumnya merupakan sistem terbuka atau tekanan tetap, oleh karena itu proses yang melibatkan perubahan volume, ada kerja yang menyertai proses tersebut yang walupun kecil tetapi cukup berarti.  Menurut hukum Kekekalan energi ( Hukum Termodinamika I ) hal tersebut harus diperhatikan. Oleh karena itu perlu suatu fungsi baru ( besaran baru)  yang disebut dengan entalpi, H, yang berhubungan dengan perubahan kalor pada tekanan tetap.

Dari hukum Termodinamika I didapat bahwa,   

H =  U + PV

dan perubahan entalpi dapat dinyatakan dengan persamaan

DH  =  DU + D(PV)

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila reaksi dilakukan pada tekanan tetap maka perubahan kalor yang terjadi akan sama dengan perubahan entalpi sebab perubahan tekanannya 0 (nol).  Jadi besarnya entalpi sama dengan besarnya energi dalam yang disimpan didalam suatu sistem, maka dapat disimpulkan bahwa,
Entalpi ( H )  adalah merupakan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan didalam suatu sistem.    Pada umumnya entalpi suatu sistem  disebut juga sebagai  kandungan panas atau  isi panas suatu zat. 

3.    Perubahan Entalpi (DH)

Energi dalam yang disimpan suatu sistem tidak dapat diketahui dengan pasti, yang dapat diketahui adalah besarnya perubahan energi dari suatu sistem bila sistem tersebut mengalami suatu perubahan.  Perubahan yang terjadi pada suatu sistem akan selalu disertai perubahan energi, dan besarnya perubahan energi tersebut dapat diukur, oleh karena itu perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur bila sistem mengalami perubahan.

Dapat dianalogikan bahwa energi dalam suatu zat dengan isi kantong seseorang. Seberapa besar seluruh uang yang tersimpan dalam kantong seseorang  tidak dapat dipastikan, yang dapat diketahui hanya seberapa banyak orang tersebut memasukkan atau mengeluarkan uangnya atau perubahannya,  perbedaanya bila isi kantong dapat dikeluarkan semuanya tetapi energi suatu zat tidak mungkin dikeluarkan semuanya.

Sistem dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, misalnya akibat perubahan tekanan, perubahan volum atau perubahan kalor.  Perubahan volum dan perubahan tekanan dapat disertai pula perubahan kalor , demikian pula sebaliknya.

Bila sistem mengalami perubahan pada tekanan tetap, maka besarnya perubahan  kalor disebut dengan perubahan entalpi (DH).
Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan entalpinya sama dengan kalor yang harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar suhu sistem kembali kedalam keadaan semula.

DH  =  qp   

Besarnya perubahan entalpi suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan dengan besarnya eentalpi sistem sebelum perubahan yang dilakukan pada tekanan tetap.

DH  =   Hakhir  -  Hawal

Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh jumlah zat ,  keadaan fisis dari zat tersebut,   suhu dan tekanan.

Contoh :
1)    Pada pembentukan  1 mol air dari gas hidrogen dan gas oksigen pada 250C , 1 atm. dilepaskan kalor  sebesar 285,5 kJ dan pada pembentukan 2 mol air dari gas hidrogen dan oksigen pada 250C, 1 atm.  dilepaskan 571 kJ.
2)    Pada pemebntukan 1 mol uap air  dari gas hidrogen dan oksigen pada 250C, 1 atm. dilepaskan kalor  sebesar 240 kJ, sedangkan bila yang terbentuk air dalam wujud cair dilepaskan kalor 285,5 kJ/mol.
3)    Kalor penguapan air pada 250C, 1 atm. adalah 44 kJ/mol sedangkan pada 1000C 1atm.  kalor    penguapannya 40 kJ/mol.

Berdasar contoh tersebut maka didalam membandingkan besarnya perubahan entalpi suatu sistem sebelum dan sesudah reaksi harus dilakukan pada kondisi yang sama.
4.    Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm.

Bila suatu reaksi dilakukan dalam sistem terisolasi (tersekat)  mengalami perubahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan energi potensial partikel-partikelnya, maka untuk mengimbangi hal tersebut energi kinetik partikel-partikelnya harus mengalami kenaikan,  sebab didalam sistem tersekat energi dalam sistem harus tetap. Adanya kenaikan energi kinetik ditunjukkan dengan adanya kenaikan suhu sistem, akibatnya akan terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan.  Reaksi yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari sistem ke lingkungan disebut dengan reaksi eksoterm.

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem..  Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik , adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem,  dalam reaksi ini kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu, sebab dengan adanya penuruunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.

Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan,

DH  =   Hakhir  -  Hawal

maka pada reaksi Eksoterm dimana sistem melepas kalor berarti ,

Hakhir < Hawal
dan

DH  < 0       (berharga negatip)

Hal yang sama terjadi pada reaksi endoterm,

Hakhir > Hawal
sehingga,
DH  > 0       ( berharga positip)



 
entalpi
 
            Pereaksi           Hawal                                                                                   Hasil Reaksi                 Hakhir



                              DH                                                                           DH



   Hasil reaksi                  H akhir                        pereaksi                            Hawal


     koordinat reaksi                                            koordinat reaksi

Gb. 1.1.a. Diagram Entalpi                                 Gb.1.1.b. Diagram Entalpi
                 reaksi Eksoterm                                                Reaksi Endoterm



Contoh :
1)    Pada pembakaran 1 mol arang (karbon) menjadi gas CO2  pada tekanan tetap dilepaskan kalor  393,5 kJ. Terjadinya pelepasan kalor ini diakibatkan suhu sistem naik sehingga karena suhu sistem lebih tinggi dari lingkungan, maka akan terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan.  Adanya aliran kalor dari sistem ke lingkungan mengakibatkan entalpi sistem berkurang sebesar 393,5 kJ, maka reaksi pembakaran karbon disebut reaksi eksoterm.
2)    Pada proses perubahan es H2O(s)  menjadi air H2O(l) terjadi penyerapan kalor oleh es dari lingkungan yang disebabkan suhu es lebih rendah dari lingkungan.

5.    Persamaan Termokimia.

Persamaan termokimia menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang perubahan entalpi ( kalor) yang menyertai reaksi tersebut.  Pada persamaan termokimia  terpapar pula jumlah zat yang terlibat reaksi yang ditunjukkan oleh koefisien reaksi dan keadaan ( fasa) zat yang terlibat reaksi.

Contoh :
Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen  pada 298 K, 1 atm . dilepaskan  kalor sebesar  285,5 kJ .

Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah,

H2(g)  + ½ O2(g)  ¾¾® H2O(l)            DH =  - 285,5 kJ
                                                                                                                
6.    Perubahan Entalpi Standar. ( DH0)

Keadaan   standar  pengukuran  perubahan  entalpi  adalah pada suhu 298 K dan tekanan 1 atm. Keadaan standar ini perlu karena pengukuran pada suhu dan tekanan yang berbeda akan menghasilkan harga perubahan entalpi yang berbeda.

Beberapa jenis Perubahan entalpi standar

a.    Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (DHfo)

Perubahan entalpi pembentukan standar ( Standar Entalphi of Formation) merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.

Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut Sistem Internasional (SI) adalah kilojoule permol (kJ.mol-1). Harga perubahan entalpi pembentukan standar selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Contoh :
·         Perubahan entalpi pembentukan standar  dari kristal amonium klorida adalah  -314,4 kJ.mol-1.  Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah,

 ½ N2(g)  + 2H2(g) +  ½ Cl2(g)  ¾¾® NH4Cl (s)   DHfo = - 314,4 kJ.mol-1

Catatan  :   Perubahan entalpi pembentukan standar (DHfo ) unsur bebas diberi harga nol (0).

b.    Perubahan Entalpi Peruraian Standar (DHd)
Perubahan entalpi peruraian standar ( Standard Entalpi of Decomposition) DHd adalah perubahan entalpi yang terjadi pada peruraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.

Pada dasarnya perubahan entalpi peruaraian standar merupakan kebalikan dari perubahanentalpi pembentukan standar, karena merupakan kebalikan maka harganyapun akan berlawanan tandanya.

Contoh :
Jika DHfo H2O(g) = -240 kJ.mol-1, maka DHdH2O = + 240 kJ.mol-1  dan persamaan termokimianya adalah,
                       
H2O(l)  ¾¾® H2(g) +  ½ O2(g)          DH = + 240 kJ

c.     Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (DHc)

Perubahan entalpi pembakaran standar ( Standard Entalphi of Combustion) adalah  perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna.
Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen, dengan demikian bila suatu zat dibakar sempurna dan zat itu mengandung,
      1).  C  ¾¾®  CO2(g)
      2).  H  ¾¾®  H2O(g)
      3).  S  ¾¾®  SO2(g)                                                                             

Contoh :
Jika diketahui DHc C = -393,5 kJ.mol-1, berapa kalor yang terjadi pada pembakaran 1 kg arang, jika dianggap bahwa arang mengandung  48% karbon dan Ar C = 12.

Penyelesaian :
Diketahui :
           DHc C    =  -393,5 kJ.mol-1
           massa C =     48/100 x 1000 gram
                         =  48 gram
Ditanya        :  Q
Jawab         :
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka pada pembakaran
            karbon sebanyak  48/12 mol karbon dihasilkan kalor sebanyak
                          =  48/12 x 393,5 kJ
                          =  1574,0  kJ

Latihan:  1.1.

1.    Didalam gelas kimia direaksikan amonium klorida padat direaksikan dengan  barium hidroksida padat terjadi reaksi menghasilkan barium klorida air dan gas amoniak. Pada reaksi tersebut ternyata suhu sistem turun dari 250C menjadi  120C.
Dari fakta  tersebut  jelaskan,      
a.    Tunjukkan manakah yang menjadi sistem dan lingkungannya!
b.    Termasuk reaksi endoterm atau eksoterm.
c.     Bagaimana harga perubahan entalpinya.
d.    Buatlah diagram tingkat energinya
2.    Tuliskan persamaan termokimia dari  pernyataan berikut :
a.    DHfo  CaCO3(s) =  - 1207 kJ.mol-1
b.    DHc  CH3OH(l) =  - 638 kJ.mol-1
3.    Pada pembakaran 1,6 gram gas metana (CH4 ) dibebaskan kalor 80,2 kJ. Tentukan DHc CH4 dan tuliskan persamaan termokimianya.  (Ar C : 12;  H: 1)
4.    Pada peruraian gas amoniak menjadi gas hidrogen dan gas nitrogen diperlukan kalor 46 kJ tiap mol  amoniak. Tentukan DHfo  gas amoniak dan tuliskan persamaan termokimianya.
5.    Pada pembakaran 1 gram karbon (Ar C = 12) dalamkeadaan standar (25oC, 1 atm) dilepaskan kalor 32,8 kJ. Hitunglah kalor pembakaran karbon dan tuliskan persamaan termokimianya. Dari persamaan termokimia tersebut tentukan kalor pembentukan gas CO2(g).


B.    Penentuan Perubahan Entalpi


1.    Kalorimetri
Perubahan entalpi merupakan perubahan kalor yang diukur pada tekanan tetap, maka untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan perubahan kalor  yang dilakukan pada tekanan tetap. 
Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi akibat adanya perubahan suhu, jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi. Jumlah kalor yang dilepas atau diserap oleh suatu sistem sebanding dengan massa, kalor jenis zat dan perubahan suhunya.  Hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan perubahan kalor   dirumuskan dengan persamaan,


Gb. 1.3.  Kalorimeter sederhana
 
 
q =  m x c x Dt
 
dimana, 
q =   perubahan kalor (Joule)
m =   massa zat (gram)
                  c  =   kalor jenis zat  (J g-1 K-1)
                  Dt =  perubahan suhu (K)

Pengukuran perubahan  kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
 
Gb. 1.4 Bom Kalorimeter
 
Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari gelas  atau wadah yang bersifat isolator ( tidak menyerap kalor) misalnya gelas styrofoam  atau plastik. Dengan alat yang bersifat isolator dianggap wadah tidak menyerap kalor yang terjadi pada suatu reaksi, atau perubahan kalor yang terjadi selama reaksi dianggap tidak ada yang hilang.

Kalorimeter Bom (Boom Calorimeter)  merupakan suatu kalorimeter yang dirancang khusus sehingga sistem benar-benar dalam keadaan terisolasi. Umumnya digunakan untuk menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Didalam kalorimeter bom  terdapat ruang khusus untuk berlangsungnya reaksi yang disekitarnya diselubungi  air sebagai penyerap kalor.

Sistem reaksi di dalam kalorimeter diusahakan benar-benar terisolasi sehingga kenaikan atau penurunan suhu yang terjadi benar-benar hanya digunakan untuk menaikkan suhu air didalam kalorimeter bom.



Meskipun sistem telah diusahakan terisolasi tetapi ada kemungkinan sistem masih dapat menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, yang dalam hal ini lingkungannya adalah kalorimeter itu sendiri.
Jika kalorimeter juga terlibat didalam pertukaran kalor, maka  besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter harus diperhitungkan .
Kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter disebut dengan kapasitas kalorimeter ( C ).
Contoh :

1.    Didalam suatu kalorimeter bom direaksikan 0,16 gram gas metana (CH4) dengan oksigen berlebihan , sehingga terjadi reaksi,

CH4(g)  + 2 O2(g)   ®   CO2(g)  + 2H2O (g)

Ternyata terjadi kenaikan suhu 1,56oC . Jika diketahui kapasitas kalor kalorimeter adalah 958 J/oC , massa air didalam kalorimeter adalah 1000 gram dan kalor jenis air  4,18 J/g oC. Tentukanlah kalor pembakaran gas metana dalam kJ/mol.  (Ar C = 16, H = 1)

Penyelesaian :
Kalor yang dilepas sistem sama dengan kalor yang diserap oleh air dalam kalorimeter dan oleh klorimeternya,  maka

qsistem     = qair + q kalorimeter

qair         = mair x cair x D t
            = 1000 g x  4,18 J/g oC x 1,56 oC
            =  6520 J
qkal                = Ckalorimeter x Dt
            = 958 J/oC x 1,56oC
            = 1494 J
maka               
qsistem     = (6520 + 1494)  J
            = 8014 J
            = 8,014 kJ
Jumlah metana yang dibakar adalah 0,16 gram
                        CH4       = (0,16/16) mol
                                    = 0,01 mol
maka untuk setiap mol CH4 akan dilepas kalor sebanyak
                       
      
                                    =  801,4 kJ/mol
Karena sistem melepas kalor maka perubahan entalpinya berharga negatif sehingga,
D Hc  CH4  = - 801, 4 kJ/ mol

2.    Dalam suatu kalorimeter direaksikan 100 cm3 larutan NaOH 1 M dengan 100 cm3 larutan HCl 1 M, ternyata suhunya naik dari 250C menjadi  310C. kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 Jg-1K-1 dan massa jenis larutan dianggap 1 g/cm3.  Jika dianggap bahwa kalorimeter tidak menyerap kalor , tentukanlah perubahan entalpi dari reaksi

                        NaOH (aq)  +  HCl(aq)   ¾¾®  NaCl (aq)  +  H2O (l)                                          

Penyelesaian :
                        qsistem = qlarutan + qkalorimeter
karena qkalorimeter diabaikan maka
                        qsistem = qlarutan

            massa larutan    = m NaOH + m HCl
                                                            =  (100 + 100)
                                                            =  200 gram
                                    Dt         =  31 - 25
                                                =  60C
                                                =  6 K
                                   
                        qlarutan  = mlarutan  x c larutan x Dt

                                                = 200 gram x 4,18 J gram-1K-1 x  6 K
                                                =  5016  Joule
                                                =  5,016 kJ
                        NaOH = HCl       = 0,1 L x  1 mol /L
                                                = 0,1 mol

Jadi pada reaksi antara 0,1 mol NaOH dengan 0,1 mol HCl  terjadi perubahan kalor
                                                =  5,016 kJ

maka untuk setiap 1 mol NaOH  bereaksi  dengan  1 mol HCl akan terjadi perubahan kalor
                                                =  5,016 kJ/0,1 mol
                                                =  50,16 kJ/mol
Karena pada saat reaksi suhu sistem naik maka berarti reaksinya eksoterm, dan perubahan entalpinya berharga negatif .
Persamaan termokimianya :
           
NaOH(aq)  +  HCl (aq)  ¾¾® NaCl(aq)  +  H2O (l)          DH  = - 50,16 kJ


2.    Hukum Hess.         

Pengukuran perubahan entalpi  suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan langsung dengan kalorimeter,  misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan standar (DHf0) CO. 
Reaksi pembentukan CO adalah ,

                              C (s)  +   ½ O2(g)  ¾¾®  CO(g)

Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2,  jadi bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi tersebut yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja, tetapi juga terukur pula perubahan entalpi dari reaksi :

                              C(s)  +  O2  ¾¾®  CO2 (g)

Untuk mengatasi persoalan tersebut Henry Germain Hess (1840) melakukan serangkaian percobaan dan didapat kesimpulan bahwa  perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan, artinya, bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi)  dari  suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalanya reaksi. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Hess.
Contoh :
Reaksi pembakaran karbon menjadi gas CO2 dapat berlangsung dalam dua tahap yaitu,
Tahap 1 :  C (s) +   ½ O2(g)  ¾¾® CO(g)  ........ DH =  a kJ
Tahap 2 :  CO(g) +  ½ O2(g)  ¾¾® CO2(g)  ......DH =  b kJ

Dengan demikian perubahan entalpi secara keseluruhan bila reaksi dilakukan dalam satu tahap, tanpa melewati gas CO

Tahap langsung :  C(s) + O2(g)  ¾¾® CO2(g) ....DH = (a+b) kJ

Dari kedua kemungkinan tersebut maka penentuan perubahan entalpi pembentukan gas CO dapat dilakukan dengan cara,

1)    Menetukan secara kalorimetri perubahan entalpi dari reaksi tahap langsung dan didapat,
                              C(s)  +  O2(g)  ¾¾® CO2(g) ........ DH = - 394 kJ    

2)    Menetukan secara kalorimetri perubahan entalpi tahap 2, dan didapat
                              CO(g) +  ½ O2(g)  ¾¾® CO2(g)  ......DH =  -111 kJ

Dari kedua reaksi tersebut didapat perubahan entalpi untuk reaksi  tahap 1 adalah,       - 394 kJ      =  a + (-111) kJ
a          =  (- 394 ) - (-111) kJ
                                                =  - 283 kJ

sehingga :  C (s) +   ½ O2(g)  ¾¾® CO(g)  ........ DH = - 283 kJ

Secara analitis dapat dihitung dengan cara:
                                    C(s)  +  O2(g)  ¾¾®  CO2(g) ...........DH = - 393 kJ
                                    CO2(g)   ¾¾®  CO(g)  +   ½ O2(g) ..DH =  +111 kJ
 
                                    C(s)  +   ½ O2 (g)  ¾¾®  CO(g) .......DH =  -283 kJ

(Catatan : Agar didapat reaksi pembentukan gas CO maka reaksi tahap langsung  tetap, reaksi tahap 2 dibalik  kemudian dijumlahkan)

Untuk menggambarkan rute reaksi yang terjadi pada reaksi diatas oleh Hess digambarkan dengan siklus energi,  yang dikenal dengan Siklus Hess.

                                                          DH = -394 kJ
                                                                                          CO2(g)

   
                               DH = - 111 kJ                                                   DH = -283 kJ


                                                           


Jika digambarkan tahap-tahap perubahan energinya akan didapat suatu diagram entalpi (tingkat energi) sebagai berikut,

                                   
                                                                       
       
                                                          
                                                                              




Latihan.: 1. 2.
1.    Kedalam suatu kalorimeter direaksikan 50 cm3 larutan CuSO4  0,1 M dengan serbuk seng  ( massa   seng  diabaikan), ternyata pada termometer menunjukkan kenaikan suhu 90C.  Jika kalor jenis larutan    dianggap 4,2 kJ g-1K-1 dan massa jenis larutan 1 gram cm-3. Tentukan DH  dari reaksi,
                  CuSO4(aq)  +  Zn(s)  ¾¾® Cu(s)  +  ZnSO4(aq)

2.    Dari suatu percobaan penentuan DHfo alkohol (C2H5OH) dibakar untuk memanaskan 100 gram air    pada suhu 200C. Setelah pemanasan dihentikan, masih tersisa 0,8 gram alkohol, dan suhu air naik    menjadi 25,60C. Jika kalor yang hilang tidak diperhitungkan dan  kalor jenis air = 4,18 J g-1K-1  .
Tentukanlah  DHc C2H5OH
           
3.    Diketahui :
                        2P (s) + O2(g) + 3Cl2(g)  ® 2POCl(g)        DH = - 1150 kJ
                        H2(g) + Cl2(g)  ® 2HCl(g)           DH = - 184 kJ
                        2P(s) + 5Cl2(g)  ® 2PCl5(g)         DH = -640 kJ
                        H2(g) + O2(g)   ®  2H2O(g)          DH = - 482 kJ
     Hitunglah DH untuk reaksi :
                        PCl5(g) + H2O(g)  ¾¾® POCl3(g) + 2 HCl(g)

4.    Diketahui :  
DHfo  H2O(l)  = -285,5 kJ.mol-1
DHfo  CO2(g) = -393,5 kJ.mol-1
DHfo  C3H8(g) = -103 kJ.mol-1
           
      a. Hitunglah DHc C3H8.
      b. Berapa kalor yang dilepas jika 10 gram C3H8 dibakar sempurna. (Ar  C : 12; H : 1)
     
5.    Diketahui diagram siklus energi sebagai berikut :
                                                              DH =  ?
         C(s)  + 2H2(g)  +  2O2(g)                                                 CH4(g) + 2O2(g)






 


                       DH = -965 kJ                                                                  DH = -890 kJ
                                                            CO2(g) + 2H2O(g)

     Hitunglah:    a.  DHfo  CH4(g)
                        b.  Buatlah diagram tingkat energinya
6.    Jika spiritusdianggap hanya mengandung alkohol  (C2H5OH ) saja, berapa gram spiritus harus dibakar  agar untuk menaikkan suhu 100 gram air dari  20oC menjadi 50oC Jika dianggap hanya 50% saja kalor   yang terpakai.
Diketahui :  
DHfo  H2O(g) = - 240 kJ.mol-1
                        DHfo  CO2(g) = - 394 kJ.mol-1
                        DHfo  C2H5OH = - 277 kJ.mol-1
                        Ar C : 12;  H : 1;  O : 16

7.    Diketahui : DHfo  CO2            =  - 394 kJ.mol-1
                        DHfo  H2O           =  - 285 kJ.mol-1
                        DHfo  C2H4                    =  + 52 kJ.mol-1
Hitunglah kalor yang dilepas pada pembakaran 6,72 liter gas C2H4 pada suhu 0oC, 1 atm.   (Ar C : 12;  H : 1)

8.    Jika diketahui DHfo  CaCO3(s)  = -1207 kJ.mol-1 , DHfo  CaO(s) = - 635,5 kJ.mol-1 dan  DHfo  CO2(g) = - 394 kJ.mol-1. Tentukan perubahan entalpi pada proses peruraian CaCO3 dengan      reaksi :   
CaCO3(s)  ¾¾® CaO(s) + CO2(g)

9.    Diketahui :  HCN(aq)  ¾¾®  H+(aq) +  CN -- (aq)        DH = + 42,8 kJ
                          H2O (l)     ¾¾®  H+(aq) + OH-- (aq)         DH = + 53,2 kJ
      Hitunglah  DH dari reaksi : HCN (aq) + OH-- (aq)   ¾¾® H2O (l) + CN--(aq)
                                                                                                                                               
10.  Diketahui persamaan termokimia sebagai berikut :
      C4H9OH (l) + 6 O2(g) ®   4 CO2 (g) + 5 H2O (g)     DH = - 2456 kJ
      (C2H5)2O (l) + 6O2(g) ®   4 CO2(g) + 5 H2O(g)       DH = - 2510 kJ
Hitunglah perubahan entalpi untuk reaksi ,
      (C2H5)2O (l) ®   C4H9OH (l)


C.    Energi Ikatan


Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama adalah pemutusan ikatan - ikatan antar atom  dari senyawa yang bereaksi, yang kedua adalah proses penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru.

Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan energi (kalor) sedangkan  proses penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan energi  (kalor).

Contoh : 
            Pada reaksi   : H2(g) + Cl2(g)  ¾¾®  2 HCl(g)
            Tahap pertama : H2(g)   ¾¾® 2H(g) ............... diperlukan energi
                                       Cl2(g)  ¾¾® 2Cl(g) .............. diperlukan energi
            Tahap kedua    : 2H(g) + 2Cl(g)  ¾¾® 2 HCl(g) ..... dibebaskan energi
            Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

                        +                                                                 


Kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi atom - atom atau gugus dalam keadaan  gas disebut dengan energi ikatan.


1.    Energi Dissosiasi Ikatan (D)

Energi dissosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.

contoh:
CH4 (g)  ®   CH3(g) + H(g)  DH = + 425 kJ/mol
CH3 (g)  ®   CH2(g) + H(g)    DH = + 480 kJ/mol
Dari reaksi  tersebut menunjukkan bahwa untuk memutuskan sebuah ikatan C – H  dari molekul CH4 menjadi gugus CH3 dan atom gas H diperlukan energi sebesar 425 kJ/mol, tetapi pada pemutusan ikatan C – H pada gugus CH3 menjadi gugus CH2 dan sebuah atom gas H diperlukan energi yang lebih besar, yaitu 480 kJ/mol.
Jadi meskipun jenis ikatannya sama tetapi dari gugus yang berbeda diperlukan energi yang berbeda pula.

2.    Energi Ikatan Rata- Rata
             
Energi ikatan rata-rata merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.

Contoh:
CH4 (g)  ®   CH3(g) + H(g)  DH = + 425 kJ/mol
CH3 (g)  ®   CH2(g) + H(g)    DH = + 480 kJ/mol
CH2 (g)  ®   CH (g) + H (g) DH = + 425 kJ/mol
CH (g)   ®   C (g)    + H (g) DH = + 335 kJ/mol

Jika keempat reaksi tersebut dijumlahkan maka akan diperlukan energi 1664 kJ/mol, maka dapat dirata – rata untuk setiap ikatan didapatkan harga +146 kJ/mol.  
Jadi energi ikatan rata-rata dari ikatan C – H adalah 416 kJ/mol

Energi ikatan rata-rata merupakan besaran yang cukup berarti untuk meramalkan besarnya energi dari suatu reaksi yang sukar ditentukan melalui pengukuran langsung dengan kalorimeter, meskipun terdapat penyimpangan – penyimpangan.

Tabel 1.1. Energi Ikatan Rata-rata Beberapa  Ikatan  (kJ.mol-1)

Ikatan
Energi Ikatan rata-rata (kJ/mol)

Ikatan
Energi Ikatan rata-rata (kJ/mol)

C – H
C – C
C – O
C – F
C – Cl
C – Br
H - Br
H – H
H – O
F – F
Cl – Cl
Br – Br

+ 413
+ 348
+ 358
+ 485
+ 431
+ 276
+ 366
+ 436
+ 463
+ 155
+ 242
+ 193

I – I
C – I
N - O
N – H
N - N
C = C
C = O
O = O
N º N
C º N
C º C

+ 151
+ 240
+ 201
+ 391
+ 163
+ 614
+ 799
+ 495
+ 491
+ 891
+ 839
                       

Energi ikatan dapat sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan kesetabilan suatu molekul. Molekul dengan energi ikatan  besar berarti ikatan dalam molekul tersebut kuat yang bearti stabil. Molekul dengan energi ikatan kecil berarti mudah terurai.

Contoh :
Energi ikatan H¾F : 567 kJ.mol-1 dan H¾I : 299 kJ.mol-1 . Fakta menunjukkan bahwa gas HI   lebih mudah terurai daripada gas HF.
           
Selain dapat sebagai informasi kesetabilan suatu molekul harga energi ikatan rata-rata atau energi dissosiasi ikatan  dapat digunakan untuk memperkirakan harga perubahan entalpi suatu reaksi, dimana perubahan entalpi merupakan selisih dari  energi yang digunakan untuk memutuskan ikatan dengan energi yang terjadi dari penggabungan ikatan.

     DH  =  å Energi ikatan zat pereaksi - å Energi ikatan zat hasil reaksi

Contoh :
CH4(g) + Cl2(g)   ¾¾®  CH3Cl(g)  +  HCl(g) 

Reaksi diatas dapat digambarkan strukturnya sebagai berikut,
                          H                                               H
                          ½                                               ½
                    H¾ C ¾H  +  Cl¾Cl  ¾¾®      H¾  C¾Cl  +  H¾Cl
                          ½                                               ½
                          H                                               H
            Perubahan entalpinya dapat dihitung  sebagai berikut,
            Ikatan yang putus :             4 ikatan C¾H    : 4 x 413 kJ   =  1652 kJ
                                                    1 ikatan  Cl¾Cl : 1 x 242 kJ   =     242 kJ
            Ikatan yang terbentuk:   3 ikatan  C¾H   : 3 x 413 kJ   =   1239 kJ
                                                    1 ikatan  C¾Cl  : 1 x 328 kJ   =     328 kJ
                                                    1 ikatan  H¾Cl  : 1 x 431 kJ   =     431 kJ

            DH = (åpemutusan ikatan) - (åpenggabungan ikatan)

                  = ( 1652 + 242) - (1239 + 328 + 431) kJ
                  =  1894 - 1998 kJ
                  =  - 104 kJ

Latihan : 1. 3.
1.    Diketahui : C2H4(g)  ¾¾®  2C(g) + 4 H(g)     DH : +2266 kJ
dan energi ikatan rata-rata C¾H : 413 kJ.mol-1 .
Hitunglah energi ikatan rata-rata C = C !
2.    Dengan menggunakan data energi ikatan rata-rata hirunglah perubahan entalpi dari reaksi berikut,
                        SO2(g) +  ½ O2(g)  ¾¾® SO3(g)
3.    Jelaskan berdasar harga energi ikatan rata-rata mengapa oksigen lebih reaktif daripada nitrogen ?]
4.    Jika diketahui energi ikatan rata-rata  H¾H : 436 kJ.mol-1,   Br¾Br : 192 kJ.mol-1, dan H¾Br : 366 kJ.mol-1 . Hitunglah DHfo HBr.
5.    Jika diketahui : DHfo  CO2(g) : -394 kJ.mol-1
                             DHfo  H2O(g) : - 285 kJ.mol-1
                             DHc   CH4(g)  : - 802 kJ.mol-
Dan energi ikatan rata-rata H¾H : 436 kJ.mol-1 dan energi atomisasi  
C(s)  ¾® C(g) DH : +715 kJ.  Tentukan  Energi ikatan C¾H pada CH4.
                                                                                                                                                                                                                                                                       

D. Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi.

Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara. Selain bahan bakar fosil dikembangkan pula bahan bakar jenis lain misalnya alkohol, hidrogen. Nilai kalor bakar dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut, misalnya nilai kalor bakar bensin 48 kJ g-1, artinya setiap pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ.  Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang umum dikenal.
Tabel  1.2. Nilai Kalor Bakar Beberapa Bahan Bakar
Bahan Bakar     
Nilai Kalor Bakar (kJ g-1)
Gas alam (LNG)
Batu bara
Bensin  
Arang               
Kayu                            
49
32
48
34
18

Nilai kalor bakar dapat digunakan untuk memperkirakan harga energi  suatu bahan bakar.
Contoh:
Harga arang Rp 10200,-/kg, dan harga  LPG  Rp  2600,-/kg. Nilai kalor Bakar arang  34 kJ/gram dan nilai kalor bakar LPG 40 kJ/gram. Dari informasi tersebut dapat diketahui  harga kalor yang  lebih murah, yang berasal dari arang atau dari LPG.

Nilai kalor bakar arang : 34 kJ/gram, jadi uang Rp. 1200,- dapat untuk memperoleh 1000 gram  arang dan didapat kalor sebanyak
                                         =  34 x 1000 kJ
                                                =  34.000 kJ

Jadi tiap rupiahnya mendapat kalor sebanyak
                                         = 34000 /1200
                                                = 28,3 kJ/rupiah.

Untuk LPG, nilai kalor bakarnya  : 40 kJ/gram, jadi uang Rp. 2600 dapat untuk memperoleh   1000 gram LPG dan kalor sebanyak
                                         =   40 x 1000 kJ
                                                =  40.000 kJ

Jadi tiap rupiahnya mendapat kalor sebanyak : 40.000/2600
                                                =  15,4 kJ/rupiah
Kesimpulannya : dipandang dari sudut energi yang diperoleh tiap rupiahnya lebih murah  menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Dalam pemilihan jenis bahan bakar juga harus mempertimbangkan segi -segi lain, misalnya kepraktisan, ketersediaanya dan faktor-faktor lain misalnya kepraktisan, kebersihannya dan tingkat pencemarannya. Dari kedua faktor tersebut penggunaan LPG sebenarnya lebih menguntungkan daripada arang.  

Salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam penggunaan bahan bakar adalah tingkat kesempurnaan pembakarannya.  Pembakaran tidak sempurna  dipandang dari sudut energi yang dihasilkan, akan merugikan  sebab akan dihasilkan energi yang lebih sedikit.

Contoh:
            1. C3H8(g) + 5O2(g)  ¾¾®  3CO2(g) + 4H2O(g)    DH = - 2218 kJ
            2. C3H8(g) +    O2(g) ¾¾®   2CO2(g) + CO(g) + 4H2O(g)   DH = - 1934 kJ

Dari kedua contoh terlihat bahwa pada pembakaran sempurna (reaksi 1) dihasilkan kalor yang lebih banyak daripada pembakaran tidak sempurna (reaksi  2). Selain energi yang lebih sedikit pada pembakaran tidak sempurna dihasilkan pula senyawa CO yang dapat  menimbulkan pencemaran.
Latihan. 1. 4.
Jika diketahui , DHfo  CO2(g) : - 394 kJ.mol-1 ,  DHfo H2O (g): - 285 kJ.mol-1  dan   DHfo C2H5OH (l) : - 227 kJ.mol-1 . Tentukan nilai kalor bakar dari alkohol (C2H5OH).
(Ar C : 12, H: 1, O : 16)



Kimia dalam Konetkstual kehidupan sehari-hari
(Chemistry in Contextual and Day Life)


KANTUNG PENYEKA (PENYEKA PORTABEL)

Pada pertandingan sepak bola kadang-kadang terjadi tackling keras oleh pemain sehingga dapat pemain yang terkena tackling kesakitan. Pada saat itu kemudian ofisial dan petugas kesehatan tim akan segeran masuk ke lapangan dan menyeka bagian yang sakit dengan kantung penyeka (alat penyeka potable).  

Salah satu alat P3K yang dibawa oleh  pelatih sepakbola dalam mengantisipasi terjadinya kram atau terkilir adalah  packing penyeka portable.  Cara  kerja packing penyeka portabel tersebut adalah pemanfaatan reaksi endoterm dan eksoterm secara langsung.

Packing penyeka dingin merupakan kantong plastik dua lapis.  Bagian luar yang kuat  berisi serbuk amonium nitrat (NH4NO3) dan plastik bagian dalam (yang  mudah  pecah) berisi air.  Apabila akan dipakai maka kantong plastik tersebut ditekan dan airnya akan keluar melarutkan amonium nitrat.  Proses pelarutan amonium nitrat adalah proses endoterm sehingga terjadi penurunan suhu.


 
Penurunan suhu pada kantong yang mengandung 120 gram kristal amonium nitrat (Mr = 80) dan 500 mL air dapat dihitung   sebagai berikut:

NH4NO3              = 120 gram
                                    = 120/ 80 mol
total kalor diserap          = 1,5 mol x 26 kJ/ mol
                                    = 39 kJ = 39.000 J
Jika
q          =  m x c x Dt 
                        39.000  =  500 x 4,2 x Dt           
                        Dt         = 18,6 oC          
Jadi suhu larutan akan turun sebesar 18,6oC
Packing dingin yang bberisi amonium nitrat tidak dapat didaur ulang ( sekali pakai) sebab larutan amonium nitrat sukar dikristalkan kembali, selain itu harga amonium nitrat realtif murah.

DH = - 56 kJ/mol
 
Packing tipe penyeka panas berisi natrium tiosulfat cair (Na2S2O3).  Natrium tiosulfat  bertahan dalam kondisi cair dibawah titik bekunya (48oC), fenomena ini disebut keadaan super-cool. Pada kondisi super-cool ini bila ada sedikit saja kristal Na2S2O3 akan diikuti pengkristalan seluruh Na2S2O3 cair. Kristalisasi ini dapat dilakukan dengan menekan kristal induk Na2S2O3 yang ada pada pojok packing ke dalam cairan Na2S2O3 . Proses keristalisasi ini merupakan reaksi eksoterm yang dapat menaikkan suhu packing sampai 48oC.  Packing ini dapat dipakai ulang dengan memanaskan packing pada air hangat hingga natrium tiosulfat akan mencair kembali.


Packing penyeka panas portabel yang lain adalah berisi serbuk besi dan garam dapur serta gas oksigen. Packing ini berupa kantong plastik yang sangat kuat agar tidak ada gas oksigen yang bocor serta dapat menahan tekanan gas oksigen.
Reaksi yang terjadi adalah :
                        4 Fe(s) + 3 O2(g)  ® 2 Fe2O3(s)  DH = - 1648 kJ/mol
Pada saat campuran tersebut dikocok oksigen akan keluar dari larutan NaCl dan terjadi reaksi antara besi dengan gas oksigen yang dikatalisis oleh NaCl dan air. Pengocokan tidak boleh terlalu kuat sebab reaksi yang terjadi menghasilkan kalor yang besar dan dapat menghasilkan panas yang terlalu tinggi karena reaksinya sangat cepat. Model packing ini hanya dapat digunakan sekali pakai.

(sumber : Ted Lister . 1991. Understanding Chemistry. London : Stanley Thornes Pub.)


LEMBAR KEGIATAN SISWA
Praktikum kelompok (terbimbing)
ENTALPI  NETRALISASI
Pada eksperimen ini akan ditentukan perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium hidroksida dengan larutan asam klorida,

                        NaOH(aq) + HCl(aq)  ® NaCl (aq) + H2O(l)

 

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan
Ukuran/satuan
Jumlah
Bejana stierofoam
Silinder Ukur
Termometer
Larutan Natrium hidroksida
Larutan Asam Klorida
200 mL
50 mL
0 – 50oC
1 M
1 M
1
2
1
50 mL
50 mL

Urutan Kerja

1.   
 
Masukkan 50mL larutan NaOH 1 M ke dalam bejana stierofoam dan masukkan 50 mL larutan HCl 1 M dalam silinder ukur.

2.    Ukurlah suhu kedua larutan, jika suhu kedua larutan berbeda carilah rata-ratanya sebagai suhu awal.
3.    Tuangkan larutan HCl tersebut ke dalam bejana yang berisi larutan NaOH, aduk dengan termometer dan perhatikanlah suhu termometer, catatlah suhu tertinggi yang terbaca pada termometer, sebagai suhu akhir.

 

Pengamatan
Suhu Larutan NaOH 1 M

Suhu Larutan HCl 1 M

Suhu awal (Rata – Rata)

Suhu Tertinggi (akhir)

Perubahan suhu ( DT)







Tugas :
Hitunglah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (rata-rata). Tentukan berapa harga perubahan entalpi reaksi dalam satuan kJ/mol NaOH dan HCl yang bereaksi.
Catatan :
·     Untuk perhitungan  massa larutan dianggap = 100 gram ( massa jenis dianggap = 1)
·     Kalor jenis larutan dianggap = 4,2 J.g-1K-1

Tugas Portofolio
(Investigasi mandiri)

MENYELIDIKI KALOR PEMBAKARAN ALKOHOL

Alkohol merupakan bahan yang mudah terbakar dan biasa digunakan untuk mengisi lampu spiritus atau lampu pemanas sayuran yang dihidangkan di atas meja.  alkohol merupakan senyawa etanol (C2H5OH). Untuk menentukan kalor pembakaran spiritus dapat dilakukan dengan membakar spiritus tersebut dan kalor yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan sejumlah air.  Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
q = m x c x Dt
Dengan menggunakan alat gelas kimia, silinder ukur, termometer dan lampu spiritus rancanglah suatu percobaan investigasi untuk mengukur kalor pembakaran alkohol.  Alat-alat yang lain bilamana diperlukan dapat anda tambahkan.
Bandingkan hasil pengukuran yang anda lakukan dengan harga entalpi pembakaran etanol (C2H5OH). Menurut literatur harga DH pembakaran C2H5OH adalah – 1367,3 kJ/mol. Mengapa harga yang anda peroleh dari eksperimen tidak sama dengan harga yang ada dalam daftar harga perubahan entalpi pembakaran etanol.

Penilaian /  Authentic Asessment
A.    Psikomotorik
No
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah skor
Nilai
Cara mengukur larutan
Ketepatan Memilih
Alat
Rancangan
Percobaan
Kebersihan dan kerapihan
1.
2.
…………………
………………….
dst.








               
 
Pedoman Penilaian
A.    Psikomotorik            1  =  Tidak Tepat, tidak teliti
2  =  kurang Tepat, Kurang Teliti
3  =  Tepat, Teliti
4  =  Tepat, teliti dan cermat


B.    Afektif
No
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah skor
Kriteria
Kerjasama dalam kelompok
Perhatian
Peran serta
Kejujuran
1.
2.
…………
………..









Pedoman Penilaian Afektif : 1 = Rendah    2 =  Sedang   3 =  Tinggi
Kriteria penilaian :
Rata – Rata skor
Kriteria
0 – 1,0
rendah
1,1 – 2,0
sedang
2,1 – 3,0
tinggi

                                               
                                                             
Yang Unik dan Menarik (Intermezo)

 

BOM TERMOKIMIA PADA SERANGGA

(Disadur dari : Chang (2005) Chemistry 8th  Mc.Grow Hill : p 242)

 

Terdapat beberapa teknik mempertahankan diri  dari serangga  dan hewan kecil lainnya untuk dapat bertahan hidup dio dalam lingkungannya. Sebagai contoh, bunglon mempertahankan diri dengan cara merubah warna kulitnya agar sesuai dengan lingkungannya (memikri). Semut menggunakan asam formiat (HCHO) untuk mempertahankan diri.  Salah satu serangga yang dikenal sebagai serangga pengebom (Brachinus), mempertahankan diri dari predator dengan cara menyemprotkan bahan kimia yang memberi efek panas (menyengat).

Serangga brachinus mempunyai sepasang kelenjar dibagian perutnya. Kelenjar tersebut merupakan kompartemen mengandung enzim yang dapat memproduksi senyawa kimia. Kelenjar yang satu menghasilkan larutan hidroquinon (C6H4(OH)2)  dan yang lain menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2).  Sebelum kedua zat tersebut disemprotkan secara otomatis terjadi pelepasan secara bergantian dari kedua senyawa tersebut sehibngga terjadi reaksi eksoterm (menghasilkan kalor) :

                        C6H4(OH)2(aq) + H2O2(aq) C6H4O2(aq) + H2O(l)   DH1 = - 204 kJ/mol

hidroquinon                           quinon

Harga entalpi dari reaksi tersebut diperkirakan berasal dari reaksi sebagai berikut :

                        C6H4(OH)2 (aq) C6H4O2(aq) + H2(g)       DH2 =  177 kJ/mol

                        H2O2(aq) H2O(l)   + ½ O2(g)                  DH3 = - 94,6 kJ/mol

                        H2(g) + ½ O2(g) H2O(l)                         DH4 = - 286 kJ/mol

Dengan menggunakan Hukum Hess dapat dihitung bahwa,
                        DH1  = DH2 + DH3 + DH4
                               = (177 – 94,6 – 286) kJ/mol
                               =  - 204 kJ/mol
Campuran dalam jumlah yang banyak dari hidroquinon dan peroksida ini akan menghasilkan kalor yang cukup untuk menidihkan campuran tersebut. Dengan menekan secara bergantian dari kelenjar yang ada pada perutnya akan dapat dihasilkan semprotan panas yang dapat menyebabkan predator merasa kesakitan, disamping itu efek panas yang ditimbulkan dari hidroquinon ini dapat berakibat melepuhnya tubuh predator. Sekali melakukan bombardir perut serangga tersebut dapat menyemprotkan hidroquinon dan peroksida secara bergantian sampai 20 – 30 kali secara cepat.

Uji Kompewtensi



Pilihlah Jawaban yang paling tepat !
1.      Pernyataan yang benar tentang reaksi endoterm adalah … .
A.    entalpi awal lebih besar dari entalpi akhir dan DH > 0
B.    entalpi awal lebih kecil dari entalpi akhir dan DH > 0
C.    entalpi awal lebih besar dari entalpi akhir dan DH < 0
D.    entalpi awal lebih kecil dari entalpi akhir dan DH < 0
E.    entalpi awal  sama dengan entalpi akhir dan DH = 0

2.      Perubahan entalpi dari reaksi manakah yang berikut ini dapat disebut dengan perubahan entalpi pembentukan  DHf o Na2SO4 kristal.
A.     NaOH(aq)+ H2SO4 (aq) ®  Na2SO4(aq) + H2O (l)
B.     NaOH(s) + H2SO4 (aq) ®  Na2SO4 (k) + H2O (l)
C.     Na2O (s) + SO2(g) ®  Na2SO4(k)
D.     2Na(s) + 7 S8(s) + 2O2(g) ®  Na2SO4 (k)
E.     16Na(s) + S8(s) + 16O2(g) ® 8Na2SO4 (k)

3.      Jika diketahui :
N2(g) +3H2(g) ¾®  2 NH3(g) DH = -92 kJ, maka perubahan entalpi pada peruraian   1 mol gas NH3 menjadi unsur-unsurnya adalah … .
A.    – 92 kJ             D. + 92 kJ
B.    – 46 kJ             E. + 184 kJ
C.    + 46 kJ

4.      Pada pembakaran 2,24 liter gas C2H2 (diukur pada keadaan standar) dihasilkan kalor 129,9 kJ, maka DHc0 C2H2  adalah …  
A.    – 2598 kJ/mol 
B.    – 1299 kJ/mol
C.    – 259,8 kJ/mol
D.    – 129,9 kJ/mol
E.    + 1299 kJ/mol

5.      Apabila 50 mL larutan HCl yang mengandung 0,05 mol HCl direaksikan dengan 50 mL larutan NaOH yang mengandung 0,05 mol NaOH didalam suatu kalorimeter menunjukkan kenaikan suhu sebesar 6,5 o C. Jika kalor jenis larutan dianggap 4,18 J/gK, maka DH reaksi
HCl (aq) + NaOH (aq) ¾®  NaCl (aq) + H2O (l)  adalah … .
A.    – 27 kJ/mol     D. +54 kJ/mol
B.    – 54 kJ/mol     E. +108 kJ/mol
C.    + 27 kJ/mol
6.      Diketahui :
H2(g) + O2(g) ® H2O2(l) DH = -187,43 kJ
H2O2(l) ® H2O(l) + ½ O2(g) DH = -98,15 kJ
maka perubahan entalpi untuk reaksi
H2O(l) ¾®  H2(g) + ½ O2 (g) adalah …
A.    +285,58 kJ       D. – 89,28 kJ
B.    +89,28 kJ        E. – 285,58 kJ
C.    – 8,87 kJ

7.      Perhatikan diagram energi berikut :
            ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ C(g) + O2(g)
                                    DH2
            DH1       ¾¾¾¾¾¾ CO(g) + ½ O2(g)
                                    DH3

            ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ CO2 (g)
Hubungan yang benar dari diagram energi tersebut adalah … .
A.    DH2 = DH3  + DH1
B.    DH3 = DH1 + DH2
C.    DH1 = DH3 + DH2
D.    DH2 = 2 DH3DH1
E.    DH2  = DH3 – 2 DH1
8.    Diketahui :
DHf o CaH2 (s)          =  - 189 kJ/mol
DHf o H2O(l)             =  - 285 kJ/mol
DHf o Ca(OH)2(s)       = - 197 kJ/mol
Perubahan entalpi dari reaksi :
CaH2(s) + 2H2O(l) ¾®  Ca(OH)2(s) + 2H2(g) adalah … .
  1. + 228 kJ            D. – 474 kJ
  2. – 228 kJ            E. – 1766 kJ
  3. + 474 kJ

9.    Perhatikan siklus Hess berikut :
                                     DHf o


    DH = - 965,1 kJ           DH = - 890,3 kJ


Dari siklus diatas maka DHf o CH4 adalah
A.    – 571,6 kJ/mol
B.    – 74,8 kJ/mol
C.    – 393 kJ/mol
D.    + 74,8 kJ/mol
E.    + 571,6 kJ/mol

10.  Diketahui DHc0  C(grafit) dan DHc0 C(intan) berturut-turut – 395,4 kJ/mol dan –393,5 kJ/mol. Perubahan entalpi pada reaksi perubahan grafit menjadi intan  adalah …
  1. – 788,9 kJ/mol   D. +1,9 kJ/mol
  2. – 1,9 kJ/mol          E. + 788,9 kJ/mol
  3. 0 kJ/mol

11.  Diketahui :
2 NO(g) + O2(g) ¾®  N2O4(g)  DH = a kJ
NO(g) + ½ O2(g) ¾®  NO2(g)  DH = b kJ
Besarnya DH untuk reaksi :
2 NO2(g) ¾®  N2O4(g) adalah … .
  1. (a+b) kJ            D. (a-2b) kJ
  2. (a+2b) kJ          E. (2a+b) kJ
  3. ( - a + 2b) kJ    

12.  Diketahui :
      DHf o H2O (g)     = - 242 kJ/mol
      DHf o CO2 (g)      = - 394 kJ/mol
      DHf o C2H2(g)      = 52 kJ/mol
Jika 5,2 gram C2H2 dibakar secara sempurna sesuai dengan persamaan :
2C2H2 (g) +5 O2(g) ¾®  4CO2(g0 + 2H2O(g)akan dihasilkan kalor sebesar
(Ar C = 12, H = 1)
  1. 391,2 kJ            D. 2164 kJ
  2. 432 kJ               E. 4328 kJ
  3. 1082 kJ

13.   H2O (l) ¾®  H2(g) + ½ O2(g)  D H = +68,3 kkal
H2(g) + ½ O2 (g) ¾®  H2O(g)  D H = -57,8 kkal
H2O (l) ¾®  H2O (s)              D H = - 1,4 kkal
Perubahan entalpi dari es menjadi uap air adalah
(A)   - 11,9 kkal/mol
(B)   + 9,1 kkal/mol
(C)    - 9,1 kkal/mol
(D)   +124,7 kkal/mol
(E)   + 11,9 kkal/mol

14.  Yang manakah dari reaksi berikut ini yang perubahan entalpinya sama dengan energi ikatan H – I
  1. 2 HI(g) ¾®  H2(g) + I2 (g)
  2. HI(g)  ¾®  ½ H2(g) + ½ I2(g)
  3. HI(g)  ¾®  H(g) + I(g)
  4. HI(aq) ¾®  H+(aq) + I(aq)
  5. HI(g)  ¾®  H+(g) + I(g)

15.  Energi dissosiasi ikatan S8 = x kJ/mol, energi sebesar itu digunakan untuk mengubah … .
A.    1 mol molekul belerang padat menjadi atom-atom belerang gas
B.    1 mol molekul belerang gas menjadi atom-atom belerang gas
C.    1 mol molekul belerang padat menjadi molekul-molekul belerang gas
D.    1 mol molekul belerang padat menjadi atom-atom belerang padat
E.    1 mol molekul belerang gas menjadi ion-ion belerang gas

16.   Diketahui :
      DHf o CH4           = - 74,8  kJ/mol
      DHf o H2O(g)      = - 241,8 kJ/mol
      DHf o CO2(g)       = - 393,5 kJ/mol
kalor jenis air          = 4,2 J/g K
Banyaknya gas CH4 yang harus dibakar agar kalor yang dihasilkan dapat menaikkan suhu 1000 gram air dari 50oC menjadi 100oC  adalah … .
  1. 0,836 gram       D. 0,052 gram
  2. 0,418 gram       E. 0,026 gram
  3. 0,260 gram

17.  Jika energi ikatan rata-rata  C – H = 413 kJ/mol dan
C2H6(g)  ¾®  2 C(g) + 6 H(g) DH = 2826 kJ
maka energi ikatan rata-rata C – C adalah
  1. 2413 kJ/mol     
  2. 1206,5 kJ/mol
  3. 696 kJ/mol
  4. 348 kJ/mol
  5. 174 kJ/mol
18.  Diketahui :
½ H2(g)+½Cl2(g) ®HCl (g) DH = - 92 kJ
½ H2(g) ®   H(g)     DH = + 217 kJ
½ Cl2(g) ®  Cl(g)     DH = + 121 kJ
maka energi ikatan H – Cl adalah … .
  1. – 77 kJ/mol       D. + 154 kJ/mol
  2. – 154 kJ/mol     E. + 371 kJ/mol
  3. + 77 kJ/mol

19.  Diketahui energi ikatan rata-rata
      C – H   =  414 kJ/mol    
      C – C     = 346 kJ/mol
      C = O    = 740 kJ/mol
      C – O     = 357 kJ/mol
      H – H    = 436 kJ/mol
      O – H    = 464 kJ/mol

Perubahan entalpi reaksi :
      H   O                        H   H
       |                         |    |
H –  C – C – H + H – H  ® H–C – C – O-H
            |                             |    |
             H                           H    H


A.    – 58 kJ             D. + 2410 kJ     
B.    + 58 kJ             E. – 241 kJ
C.    – 2410 kJ

20.  Diketahui :
H2O(g)  ¾®  2H(g) + O(g) DH = 930 kJ
H2O(g) ¾®  HO(g) + H(g) DH = 523 kJ
Energi ikatan rata-rata H – O pada molekul air adalah … .
  1. 930 kJ/mol       D.232,5   kJ/mol
  2. 523 kJ/mol       E. 261,5 kJ/mol
  3. 465 kJ/mol
           
II. Jawablah dengan singkat dan Jelas !
1.    Tuliskan persamaan termokimianya jika diketahui :
  1. DHf o CaCO3 = -1207 kJ/mol
  2. DHc0 CS2  = - b kJ /mol
  3. DHf o CaCO3 = -1207 kJ/mol
  4. DHc0 CS2  = - b kJ /mol

2.    Jika diketahui DHf o CS2 = + 89,5 kJ/mol, DHf o CO2  = -394 kJ/mol         
DHf o SO2 = -297 kJ/mol
Hitunglah  DHc CS2

3.    Jika diketahui pada  pembakaran 1 gram karbon  dilepas kalor 34 kJ  Ar C =12 berapa kalor yang dihasilkan dalam pembakaran 1 mol arang.

4.    Jika diketahui energi ikatan rata – rata
            H – H  : 436 kJ/mol                  
            C = C  : 607 kJ/mol
            C – H  : 415 kJ/mol
            C – C  : 348 kJ/mol
            Hitunglah DH pada reaksi :
            C3H6  + H2  ¾®  C3H8

1.    Jika diketahui diagram energi berikut


 
                   
     

    
           






Hitung DHc0 SO2


5.    Jika minyak tanah hanya dianggap mengandung C12H26 berapa mL minyak tanah     ( massa jenis =     0,8 gram/mL) yang harus dibakar agar dapat menaikkan suhu 1 liter air dari 250 C menjadi 1000C pada tekanan 1 atm.  Diketahui DHc0 C12H26 = - 8086 kJ/mol dan dianggap tidak ada kalor yang hilang  Ar C =12 H =1, kalor jenis air = 4,2 J/g K

6.    Jika diketahui DHfo C4H10 = - 126,5 kJ/mol, DHfoCO2= - 393,5kJ/mol dan                  DHfo H2O = - 285,6 kJ/mol.
Tentukan perubahan entalpi pada pembakaran 11,6 gram C4H10  
7.    Kalor yang terjadi pada pembakaran 184 gram C2H5OH dapat menaikkan suhu 1000 gram air dari 20oC menjadi 100 oC Hitunglah DHc0 C2H5OH. Diketahui kalor jenis air = 4,2 J/gK, ArC = 12, H = 1 O = 16.

8.    Jika diketahui energi ikatan rata-rata :
C – H : 413 kJ/mol, Cl – Cl : 242 kJ/mol     H – Cl : 431 kJ/mol,  C – Cl  : 328 kJ/mol, hitung DH pada reaksi :
      CH4(g) + Cl2(g) ®   CH3Cl + HCl
9.    Jika diketahui:
C + 2 S ®   CS2  DH = + 27,55 kkal
C + O2 ®   CO2   DH = - 94 kkal
S + O2 ®   SO2    DH = -70,9 kkal
Berapa kalor yang dilepaskan jika 9 gram CS2 dibakar sempurna.
Diketahui Ar C = 12,  S = 32
10.  Jika diketahui energi ikatan rata-rata :
C = C : 612  kkal/mol,   C – H : 413 kJ/mol Br – Br : 193 kJ/mol         C – C : 346 kJ/mol
C – Br : 276 kJ/mol 
Hitung perubahan entalpi pada reaksi :
C2H4(g) + Br2(g) ® CH2Br — CH2Br     
11.  Diketahui DHc0 CH4 = 800 kJ/mol, berapa gram CH4 harus dibakar agar kalor yang dihasilkan dapat menaikkan suhu 1000 gram air dari 50oC menjadi 90oC. (Ar C = 12, H = 1, kalor jenis air = 4,2 J/gK
12.  Pada pembakaran metanol ( C2H­­5OH ) dibebaskan kalor sebesar 1364 kJ.mol – 1  . Jika diketahui DHf  C2H5OH = - 277 kJ/mol     dan  DHf CO2  = - 393 kJ/mol
a.         Tulis persamaan termokimianya
b.         Hitung DHf H2O

1 komentar:

  1. YouTube videos for this video - VIVIET88
    Videos related to YouTube videos. YouTube Videos related to YouTube videos. youtube converter to mp3 youtube_videos.com Videos related to YouTube videos. youtube_videos.com Videos related to YouTube videos. youtube_videos.com

    BalasHapus